Follower

Jumat, 31 Agustus 2012

Pengalaman Shalat Idul Fitri 1433 H Di Desa Leles, Tangerang


Bismillahirrahmanirrahim,,,

Jakarta, 19 Agustus 2012


Allahhu akbar allahhu akbar allah….

Sehabis shalat magrib, gema takbir bersahutan dari speaker masjid menyambut hari Idul Fitri. Saya setiap tahun merayakan Idul Fitri di rumah orang tua saya yang berada di Desa Leles, Tangerang. Walaupun desa, letaknya hanya 1 jam dari Cengkareng Jak-Bar. Ortu saya sudah tinggal di sini selama hampir 7 tahun. Saya sendiri tidak tinggal di desa ini, melainkan tinggal di Cengkareng.

Sekarang saya mau menceritakan pengalaman pelaksanaan shalat Idul Fitri di desa ini. Ada perbedaan dengan pelaksanaan di kebanyakan masjid di Jakarta. Kalau di Jakarta, shalat id biasanya mulai jam 7 pagi. Nah kalo di sini shalatnya mulai jam setengah 7 pagi. Jadi saya dan ibu saya berangkat menuju masjid pukul 6 pagi. Oh ya yang unik adalah dalam satu musholla yang shalat hanya kaum wanita saja. Jadi khatib dan  imamnya juga seorang wanita. Kaum prianya shalat terpisah di musholla lain. Pas sampai musholla ternyata sudah penuh pake banget. So, kami tidak kebagian  tempat karena mushollanya kecil. Tapi Alhamdulillah akhirnya dapat lapak juga nih, walau sempit ga pa2 justru itu menyebabkan shaf shalatnya rapat. Beda halnya jika kita shalat jamaah di masjid yang luas, biasanya kaum wanitanya susah untuk di suruh merapatkan dan merapikan shaf.

Desa Leles ini warganya berasal dari suku sunda. Alhasil, sang khatib berceramah pakai bahasa sunda. Ya udah deh, karena saya besar di Jakarta jadi ga ngerti yang di sampaikan sang khatib. Tapi kayaknya hanya tentang harapan agar amal ibadah seluruh warga dapat di terima oleh Allah dan dapat dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan. Ga ada tema pembahasan up to date seperti masjid-masjid di Jakarta. Harap maklum kebanyakan sesepuh warga di sini ga mengeyam bangku sekolah. Ceramah dan shalat tidak menggunakan speaker, jadi ga kedengeran deh. Setelah berceramah, ada sesi mengirim doa untuk arwah2 . Nah ini yang bikin saya jenuh, coz lama banget itu doa. Saya sampai terkantuk-kantuk duduk diem aja. Warga yang lain juga sudah mulai gelisah. Alhamdulillah akhirnya selesai juga shalat id pada pukul setengah 8 pagi. Acara di tutup dengan maaf-maafan.

            Oke itulah pengalaman shalat id di Desa pinggiran Jakarta bernama Leles. Kalau mau memilih, saya lebih baik shalat di masjid yang menggunakan bahasa Indonesia aja deh. Coz biar ngerti dan dapat tambahan ilmu. Harapan saya semoga tahun depan musholla di Desa Leles dapat tambah luas dan khatibnya kalo bisa gantian ama khatib yang lain. Semoga Allah mengabulkannya. Akhir kata, saya mengucapkan “Selamat Idul Fitri 1433 H, Minal aidzin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan bathin” 

Resensi Novel Kisah Sang Penandai: Sebuah Petualangan Di Atas Samudera Dalam Mencari Tanah Harapan


Bismillahirrahmanirrahim


            
                                              Cover Depan                          Cover Belakang
                                                                         
  

Judul Novel     : Kisah Sang Penandai   
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Mahaka, Republika
Cetakan           : Pertama, Jakarta, Juli 2011
Jumlah hlm      : iv+295 hlm
Beli di             : Gramedia, Lippo Karawaci, Selasa 9 Juli 2012
Harga              : IDR 50.000


Prolog:
Duhai, apakah kau akan memilih mati ketika cinta sejatimu tidak terwujudkan? Ataukah hanya bisa memeluk lutut, menangis tersedu, bersembunyi di balik pintu seperti anak kecil tidak kebagian sebutir permen?
Adalah Jim, pemuda yatim piatu dipilih oleh Sang Penandai (penjaga dongeng-dongeng), untuk mengukir kisah melupakan sang pujaan hati, Nayla. Adalah Jim, pemuda yang jangankan memegang pedang, membaca pun dia tidak bisa, terpilih untuk menggurat cerita tentang berdamai dengan masa lalu. Dia harus menyelesaikan pahit-getir perjalanannya - apapun harganya!!! Karena kita sungguh membutuhkan dongeng ini.

Ini adalah novel Tere Liye yang sangat penuh fantasi. Bang Tere membawa kita ke dunia kehidupan petualang samudera. Diceritakan ada seorang pemuda bernama Jim yang miskin dan tidak bisa membaca, tapi dia punya keahlian bermain biola dengan indah. Saat bermain biola di acara pernikahan petinggi negeri, jim jatuh cinta dengan gadis anak petinggi negeri yang ada di sana. Nama gadis itu adalah Nayla. Gayungpun bersambut, Nayla juga jatuh cinta pada Jim. Sayangnya cinta mereka di uji dengan perbedaan status sosial mereka. Nayla dijodohkan oleh ayahnya. Dan dia tidak bisa menolak. Nayla berharap Jim bertindak sesuatu untuk menyelamatkannya dari perjodohan tersebut. Tapi Jim terlalu penakut, ia tidak berani bertindak. Akhirnya Nayla kabur dari rumah menuju kediaman Jim. Nayla tidak menemui Jim, melainkan bunuh diri di suatu penginapan.

Jim terhenyak mendengar berita Nayla telah bunuh diri. Dia meratapi mayat Nayla dan menganggap dirinya pengecut tidak berani mengambil resiko menyelamatkan kekasihnya tersebut. Jim kepikiran untuk bunuh diri. Dia telah membeli racun. Tapi lagi-lagi dasar penakut, Jim tidak ada nyali untuk menelan racun itu. Nah, pada saat Jim dalam keadaan galau, muncul lah seorang lelaki berjubah dengan capung diselilingnya. Lelaki itu adalah Sang Penandai. Sang Penandai adalah orang yang membawakan dongeng. Sang Penandai memilih Jim untuk menjalani dongeng kehidupannya. Jim agak ragu terhadap Sang Penandai yang muncul tiba-tiba ini. Barulah ketika Jim terdesak ingin di bunuh oleh utusan keluarga Nayla, Jim memutuskan untuk mengikuti keinginan Sang Penandai. Sang Penandai, ingin agar Jim ikut menjadi kelasi sebuah kapal laut yang sedang merapat di kota. Akhirnya Jim berpetualang menjadi kelasi di kapal itu. Walaupun masih terbayang Nayla, sedikit demi sedikit dia berhasil mengurangi rasa sakit itu.

Kapal laut itu berjumlah sangat banyak, sampai disebut dengan “armada kota terapung”. Misi perjalanan kapal laut ini adalah mencari Tanah Harapan. Tanah Harapan ini sangatlah subur dan masyarakatnya ramah-ramah (kayaknya Indonesia nih). Jim berbulan-bulan berada di samudera luas. Di sepanjang perjalanan ini, Jim banyak berubah ke arah yang positif. Seperti: bisa menbaca, berkelahi dengan pedang dan yang paling penting dia jadi pemberani. Itu semua ia pelajari dari teman dan kapten kapal. Banyak sekali rintangan yang dihadapi sampai menemukan Tanah Harapan. Bang Tere menggambarkannya dengan baik, sehingga kita terbawa oleh suasana cerita.

Bagaimanakah kisah Jim dan teman-teman menghalau segala rintangan di atas samudra?
Apakah Jim dan teman-temannya berhasil menemukan tanah harapan?
Apakah Jim berhasil melupakan Nayla?
Apakah Jim kembali jatuh cinta dan berjuang untuk cintanya tersebut?

Silakan temukan jawabannya di novel ini.

Menurut saya, novel Bang Tere kali ini kurang menarik (maaf ya Bang), tapi cukup menghibur. Jadi saya beri nilai 3/5 untuk novel ini. Akhir ceritannya saya kurang mengerti. Dan soal tujuan Sang Penandai memilih orang untuk menjalani dongeng, saya belum menangkap apa maksudnya. Mungkin otak saya yang ga sampai ya…hehe. Walaupun begitu ada benang merah yang bisa saya tarik dari novel ini, yaitu setiap orang bisa berubah menjadi baik seperti halnya Jim. Asal ada kemauan dan tindakan plus dukungan dari orang sekitar.

Okelah itulah resensi saya kali ini. Sampai bertemu di resensi berikutnya yahhhh.




Sabtu, 04 Agustus 2012

Resensi Novel Sukuh: Misteri Portal Kuno Di Gunung Lawu

Bismillahirrahmanirrahim


                                   
                                         Cover Depan
Cover Belakang

Judul Novel     : Sukuh: Misteri Portal Kuno Di Gunung Lawu   

Penulis             : Rizki Ridyasmara

Penerbit           : Coopex70

Cetakan           : Pertama, Jakarta, Mei 2012
Jumlah hlm      : 372+xi hlm
Beli di             : Gramedia Central Park, Jumat 13 Juli 2012
Harga              : IDR 85.000
Setting Cerita  : Jakarta, Karang Anyar, Surabaya


Ada tiga cara melemahkan dan menjajah suatu negeri:
Pertama, kaburkan sejarahnya
Kedua,  hancurkan bukti-bukti sejarah bangsa itu hingga tidak bisa lagi diteliti dan dibuktikan kebenarannya
Ketiga,  putuskan hubungan mereka dengan leluhur, dengan mengatakan jika leluhur itu bodoh dan primitif(Architects Of  Deception-Secret Story Of Freemasonry By Juri Lina)
 FAKTA:
Pada tahun 1995, NASA mendeteksi adanya sebuah sinar putih misterius yang memancar dari Gunung Lawu hingga jauh ke luar angkasa. Setahun kemudian, NASA mengerahkan puluhan ahli dari berbagai Negara untuk melakukan penelitian di beberapa titik di selatan Jawa Tengah. Mereka berpencar di sekitar area Gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung Dieng, Pantai Parang Tritis, dan sebagainya.

Dalam “The Lost Symbol” karya Dan Brown, tertulis, “Pada 1991, sebuah dokumen disimpan dalam brankas direktur CIA. Kini, dokumen tersebut masih ada di sana. Teks tersandinya antara lain menyebutkan portal kuno dan lokasi tidak dikenal di bawah tanah. Dokumen itu juga berisikan frasa, “Terkubur di suatu tempat di luar sana…”. Di sekitar Gunung Lawu, portal-portal kuno tersebut sampai hari ini masih terbenam di perut bumi.

Semua organisasi dalam novel ini sungguh-sungguh ada seperti Freedom Fighter, ‘Agensi’, dan Specola Vaticana. Segala ritual, nama, dan lokasi candi, piramida, relief dan arca, Garis Ley dan Vortex atau Star Gate di dalam novel ini adalah NYATA.

Apa yang kita ketahui tentang sejarah Nusantara hari ini, ternyata dipenuhi oleh berbagai kepalsuan. Koordinat portal kuno ini diperebutkan dan diyakini akan membuka kebohongan-kebohongan sejarah Nusantara. Novel ini akan menyodorkan kejutan demi kejutan yang akan menyentak wawasan kita, hingga sejarah menjadi sesuatu hal yang mau tidak mau harus ditulis ulang.

Inilah novel terbaru dari pak Rizki Ridyasmara, yang terbit Mei 2012. Saya tahu keberadaan novel ini dari salah satu status update Gramedia Pustaka Utama. Eh, ternyata saya kelewatan mengikuti launching novel ini. Padahal ingin sekali mendengar penuturan sang penulis dan diskusi yang terjadi. Karena ini novel bukan sembarang novel. Banyak informasi sejarah di Nusantara (Indonesia) yang di bongkar dan dapat menyentakkan dunia.

Novel ini bercerita tentang pencarian dan perebutan koordinat portal kuno di Gunung Lawu, tepatnya di Candi Sukuh dan Candi Cetho. Adalah Profesor Sjoemandirgo yang meneliti keberadaan koordinat portal tersebut. Hingga akhirnya dia menerbitkan sebuah buku berjudul “Rahasia Sejarah Nusantara”. Tidak lama setelah itu, beliau akhirnya dibunuh dengan cara diracun oleh seorang wartawati yang menyamar saat wawancara bernama Agatha Miller. Wartawati ini ternyata adalah agen dari orang yang berkepentingan terhadap keberadaan portal tersebut. Tapi sayangnya wartawati itu belum mengetahui koordinat persis dimana portal itu berada.

Orang yang diberi amanah oleh Profesor Sjoemandirgo untuk memperoleh informasi yang sebenarnya tentang koordinat tersebut adalah Doktor John Grant. Informasi tersebut berada dalam sebuah flaskdisk. Doktor ini merangkap sebagai seorang novelis. Profesor Sjoemandirgo, berharap agar Doktor John Grant membuat novel tentang sejarah Nusantara yang informasinya ada di flaskdisk itu. Sayangnya perjalanan Doktor John Grant tidak semulus yang diharapkan. Orang dibalik agensi juga mengincar flaskdisk itu. Motif agensi itu adalah ternyata EMAS. Yap, karena di dalam Gunung Lawu tempat keberadaan portal kuno itu, terkubur sebuah piramida yang diyakini di dalamnya menumpuk harta karun berupa emas. Agensi ini ternyata kelompok pemuja setan seperti Kabbalah. Mereka perlu itu emas untuk mendukung bisnis mereka yang sedang turun daun.

Novel ini seperti novel “Escaped”, banyak adegan konflik yang seru. Terjadi pengejaran terhadap Doktor John Grant dan kawan-kawannya. Yang mengejar adalah agen dari agensi kabbalah itu. Yang unik adalah pihak Doktor John Grant dan kawan-kawan menggunakan teknologi sirep, teknologi menyan dan tenaga batin untuk melawan agensi yang bersenjatakan modern. Kira-kira siapa yang menang ya???Memang banyak aroma kebudayaan Jawa Tengah di novel ini, terutama tentang keyakinan terhadap leluhur. Saya agak kurang setuju untuk hal ini, walaupun mereka (teman-teman Doktor John Grant) menyebut Gusti Allah. Terlepas dari hal tersebut, lebih banyak informasi yang menonjol di novel ini. Diantaranya adalah tentang keberadaan burung purba (pterodactyl) di Papua, emas dan menara babel (Babelan) di Bekasi, piramida di dalam gunung “jadi-jadian”, keanehan relief dan arca di Candi Sukuh, Candi Cetho, dan Candi Penataran.

Setelah rampung membaca novel ini, saya memang terkaget-kaget akan informasinya. Terlebih informasi bahwa di Nusantara ini dulu adalah letak negeri Atlantis. Berarti Nusantara ini adalah sumber dari peradaban dunia. Berarti juga leluhur kita adalah bangsa yang paling maju dan kita adalah pewaris Nusantara ini. Jadi Anda harus bangga lahir di Indonesia, dan mampu bangkit seperti leluhur kita dahulu. Ada quote yang sangat bagus yaitu “ Indonesian People! Your country is so rich. Indonesia doesn’t need the world, but the world need Indonesia. Everything can be found here in Indonesia, you don’t need the world”.

Pada akhirnya saya beri nilai 5/5 untuk novel Sukuh. Karena seru, informatif, banyak ilustrasi gambar dan berbeda dari novel lain. Oke itulah sedikit resensi kali ini. Saya sangat rekomen untuk teman-teman membaca ini novel. See u