Follower

Jumat, 29 Juni 2012

Mau Coba Lihat Biota Laut Koleksi Seaworld Indonesia Gratis?? Datang Aja Ke Mall Ciputra A.K.A Citraland



Bismillahirrahmanirrahim,,,,

Assalamualaikum, teman-teman apa kabar???Ehm, asyik sekarang sudah masuk waktunya liburan nih, terutama bagi pelajar dan guru yaaa. Karena profesi saya sebagai guru, jadi saya ikut liburan panjang juga nihhh, hehehe. Setelah minggu kemarin ke JakBokk, kali ini saya jalan-jalan ke dalam mall. Tapi tujuannya bukan tuk belanja loh. Heran ya, emang bisa ke mall ga belanja. Bagi saya itu bisa. Sebelum saya cerita ada apa di mall yang saya tuju, ada baiknya teman-teman dengerin curcol saya sebelum menuju mall tersebut, hehe.

Jadi ceritanya, hari ini Jumat 29 Juni 2012 saya ditugaskan oleh bimbel tuk membagikan brosur bimbel tersebut. Pembagian brosur ini adalah salah satu cara marketing sebuah bimbel untuk mencari murid. Saya memilih tuk membagikannya di SMP 89 Tanjung Duren Jakarta Barat.  Pembagian brosur sengaja dipilih hari ini karena bertepatan dengan pembagian rapor SMP tersebut. Jam setengah 8 saya ambil brosur dulu di bimbel, lalu capcus ke SMP 89. Saya sempat salah turun, akibatnya jadi jalan kaki yang sangat menguras cadangan makanan di lambung, alias capek..hehe.

Setelah sampai di sana, lumayan terkejut euy, coz ternyata bimbel-bimbel lain sudah mulai bagiin brosur. Ada total 4 bimbel lain dan satu sekolah yang bagiin brosur. Saya pun bergabung dengan diri di depan pintu gerbang. Mulailah pasang senyum menawarkan ini brosur yang berjumlah 250 buah. Wah, benar-benar seru loh, saingan ama pembagi brosur lainnya. Tips kalo mau bagiin brosur pasang muka ramah, senyum, dan harus tahan malu. Coz banyak yang nolak itu brosur. Yang bikin ngenes, ada berberapa orang tua murid, yang membuang itu brosur setelah dikasih, ckckck. Jangan di tiru yah. Sempat juga di omelin ama satpam sekolah, kata dia bagiinnya kalo pas orang tua murid pulang aja. Coz kalo sebelum pulang, itu brosur di buang di dalam sekolah dan bikin nyampah. Dia sampe ngancem minta royalti pembagian brosur. Tapi sang pembagi brosur pada cuek aja tuh, hehehe. Alhamdulillah 250 brosur selesai di bagikan pukul 09.30.  

Tugas sudah selesai, saya pun mampir dulu beli buku tuk hadiah. Belinya lagi-lagi di Jakbook (3 kali mampir ). JakBook  pada hari ini pukul 11 sepi suasananya. Karena sudah tahu buku yang mau di beli (buku keluaran Khilafah Press). Jadi saya ga lama di sana. Pukul 12 siang saya sudah ada di dalam patas AC menuju Grogol. Dan inilah inti dari cerita saya. Kali ini saya mampir ke suatu mall di bilangan Jakarta Barat. Pengen tahu ada apa di mall tersebut, lihat deskripsinya dulu ya:

Waktu                              : Jumat, 29 Juni 2012 pukul 12.15 WIB
Nama Tempat                  : Mall Ciputra Jakarta Barat
Rute Naik Mobil              : Dari X Deres naik kopaja 88 atau 95 atau Busway
Acara                               : Back To Scholl Back To Sea
Harga Tiket Masuk          : Gratis
Jam Buka                         : Tanggal 20 Juni-15Juli 2012, pukul 10.00-21.00 WIB

Jadi dalam rangka liburan sekolah, Seaworld Indonesia bekerja sama dengan mall Ciputra, menyelenggarakan hiburan  yang berhubungan dengan biota laut. Acara ini bertempat di lantai dasar. Temanya “Back To Scholl Back To Sea”. Di acara ini Seaworld membawa koleksi mereka ke dalam mall. Macam-macam koleksinya ada ikan badut, ikan karang yang warnanya indah2, kuda laut, dan anemon. Koleksi tersebut berada di 2 buah akuarium. Koleksi lainnya ada di dalam kolam “Touch Poll”. Di kolam ini ada bintang laut berbagai jenis, ikan hiu, dan ikan pari. Untuk masuk ke kolam sentuh ini, teman2 harus gantian ya. Antriannya tertib kok dan ga lama. Pengunjung diberi waktu selama 3 menit untuk ada di kolam ini. Para pemandu dari Seaworld akan menjelaskan mengenai kehidupan biota laut ini. Mereka juga menawarkan kita untuk menyentuh biota tersebut. Tapi ada aturan menyentuhnya ya. Penjelasannnya lumayan bagus dan mudah di mengerti. Saya manggut2 aja denger nya. Secara saya kalo di bimbel ngajarin tentang biota laut ini juga, hehehe.

Koleksi lainnya adalah berbagai  awetan kering dan awetan basah biota laut. Ada awetan gurita, ikan buntal, buaya, penyu, kepala hiu, dll. Sayang jumlahnya tidak terlalu banyak. Yang menarik adalah ternyata ikan hiu ga pernah ompong loh, coz gigi mereka berlapis-lapis. Kalo gigi lapisan depan tanggal, akan diganti oleh lapisan kedua. Ga kebayang kan kalo hiu itu ompong kalo udah uzur,,hehe. Coz kalo ompong makannya jadi bubur daging dong, hehehe.

Di acara ini juga dibangun panggung dengan setting yang lucu, berupa biota laut berbentuk kartun. Sayangnya pas saya ke sana, di panggung lagi ga ada pertunjukkan. Hiburan lainnnya adalah nonton film 3D kehidupan laut, dengan tiket 20.000. Pintu gerbang bioskopnya unik, yaitu dari kepala hiu, dengan posisi rahang terbuka. Menurut Seaworld Indonesia, mereka buka pameran di mall ini adalah adalah untuk meningkatkan serta menumbuhkan minat anak-anak terhadap keberadaan dan kekayaan taman laut Indonesia. Juga agar para pengunjung menghargai laut, dengan menjaga kebersihan dan keberadaan biota laut di dalamnya.

Oh ya, kalau teman2 mau ke Seaworld beneran nya, di sini juga jual tiket masuk nya loh (mereka promo juga kayaknya). Dan yang enak harga tiketnya diskon dari 80.000 jadi 42.000. Lumayan murah kan. So tunggu apa lagi, kalau mau isi liburan yang bermanfaat dan murah, datang saja ke mall Ciputra alias Citraland ini. Oke sampai bertemu di cerita liburan berikutnya ya..

Kamis, 28 Juni 2012

Resensi Novel Sejarah Berselimut Konspirasi: The Book Of Codes, Sebuah Karya Zaynur Ridwan

Bismillahirrahmanirrrahim,,,,,


Cover Depan



Judul Novel     : The Book Of Codes      
Penulis             : Zaynur Ridwan
Penerbit           : Salsabila, Pustaka Al-Kautsar
Cetakan           : Pertama, Jakarta, Juni 2012
Jumlah hlm      : 339 hlm
Beli di             : Jakarta Book Fair, Stand Pustaka Al-Kautsar, Sabtu 23 Juni 2012
Harga              : IDR 37.000 (setelah diskon 25% )
Setting Cerita  : Italia, Jerman, Belanda, Swiss, dan Indonesia


Eyang Raden berujar:
“Sistem keuangan yang ada sekarang sangat kejam, Anakku. Ia jauh lebih sadis daripada terorisme atau tindakan kriminal apa pun. Sekarang hampir semua orang berutang pada pemerintah atau pada bank, serta institusi-institusi pembiayaan swasta. Ketika ada perusahaan swasta yang menyalurkan pinjaman kepada perorangan, apa yang disebut kredit riba ini sudah berada tidak lebih jauh daripada ketiakmu sendiri. Kalangan menengah yang merupakan konsumen produk utang terbesar di negara ini, secara bertahap tapi pasti, menjadikan dirinya sebagai budak utang. Situasi ini bila tidak terkendali dengan baik akan berujung pada hancurnya sebuah rumah tangga pada tatanan mikro dan bangkrutnya sebuah bangsa pada tataran makro”

Kutipan di atas diambil dari salah satu bab dari novel ini. Saya mengetahui novel ini langsung dari status update FB penulisnya yaitu Bang Zaynur Ridwan. Beliau sudah menghasilkan buah pena sebanyak 5 novel. Dari semua jenis novel beliau rata-rata bergenre novel data sejarah dan konspirasi, yaitu novel yang datanya mengacu pada kenyataan di dunia ini. Jadi Bang Zay mencoba mengemas peristiwa bersejarah yang terjadi ke dalam bentuk novel. Ini adalah cara baru dalam menyampaikan ilmu yang tujuannya agar lebih mudah dicerna dan menarik alias tidak bosan.

Walaupun judul novel ini berbahasa inggris, tapi isinya menggunakan bahasa Indonesia. Dan kalau saya perhatikan semua novel beliau judulnya memakai bahasa Inggris. Saya sudah membaca 4 dari 5 novel beliau. Ini adalah resensi pertama dari novel karya beliau. Sebelum saya berbagi, saya beri tahu bahwa saya agak kesulitan dalam membaca dan terlebih lagi membuat resensi ini. Karena memang bahasanya agak tinggi dan banyak istilah asing. Melalui novel The Book Of Codes, Bang Zay mengisi memori kita tentang sistem ekonomi riba. Ya sistem ekonomi yang sekarang di anut sebagian besar negara (termasuk negara kita) ada unsur ribanya. Seperti yang kita ketahui bahwa riba itu dilarang oleh Allah SWT alias haram.

Diceritakan Adipati Agung, seorang pengusaha asal Solo ditangkap polisi Italia dibawah pimpinan Alberto Zola, karena membawa koper berisi surat-surat berharga senilai sepuluh miliar dolar. Dan ternyata surat-surat itu palsu. Surat yang asli telah di tukar Adipati kepada seorang keturunan Cina bernama Shen. Setelah menahan Adipati, Alberto mengejar Shen dan penghubung keduannya yaitu seorang wanita cantik keturunan Rusia bernama Anna Petrova. Ternyata selain Alberto, ada seorang pria bernama Beast yang mengejar surat asli tersebut. Belakangan diketahui Beast adalah seorang pemuja setan (kabbalah) yang mengoperasi tubuh dia menjadi seperti Baphomet (iblis berwujud kambing). Beast hanyalah seorang suruhan Larry Lonardo. Larry adalah seorang petinggi Freemasonry. Dia menjanjikan Beast, akan membangun sebuah gereja pemuja setan jika ia berhasil menemukan keberadaan Book Of Codes (buku maklumat).

Apakah itu book of codes. Menurut Bang Zay, buku ini pada kenyataannya memang ada. Buku ini berisi catatan lengkap mengenai kolateral (agunan) bangsa Indonesia atas emas-emas Indonesia yang di bawa ke negara-negara barat untuk agunan mencetak uang. Kalau sekarang buku ini ditemukan dan diungkap, maka negara kita bisa menuntut emas kita kembali. Imbasnya nanti ada serombongan serigala dalam dunia politik dan keuangan di giring ke penjara. Tapi sayangnya sampai saat ini belum di temukan, karena menurut bang Zay, buku ini telah di pecah dan disebarkan ke negara barat dan timur. Wah, maaf  ya saya agak kesulitan merangkai kata tuk menjelaskan Book Of Codes ini.

Kembali ke cerita, peristiwa pengejaran Shen dan Anna Petrova berlangsung cukup seru. Tokoh-tokoh di dalam novel ini tujuan akhirnya adalah menemukan Book Of codes. Tokoh Shen akhirnya meninggal di tembak oleh Beast. Lalu Beast menyandera Adipati, tujuannya agar Adipati memberitahu keberadaan Book Of Codes. Adipati di siksa oleh Beast, karena dia tetap bungkam. Penyiksaan diceritakan dengan seru di bab 14 vdan 15. Di bab ini kita juga bisa menemukan deskripsi fisik Beast. Saking memuja iblis, dia mengoperasi tubuhnya menyerupai iblis Baphomet. Walaupun Beast itu kuat, tapi ternyata dia mati juga berkat kecerdikan Anna Petrova (baca bab 45).

Alberto akhirnya bergabung dengan tahanan dan incarannya yaitu Adipati dan Anna Petrova di bantu Interpol Jerman dan Belanda, untuk mengejar orang yang mengetahui Book Of codes. Orang itu adalah “Lelaki Tua Ambon” . Sayangnya lelaki ini ternyata orang Freemasonry, dan dia agak sulit membeberkan rahasia ini. Alberto cs mengejar lelaki ini sampai ke pertemuan Freemasonry. Dimana di sana juga ada Larry Lonardo, yang mana Larry juga berkeinginan mengetahui keberadaan buku ini. Ada semacam pengkhianatan oleh teman Larry, yaitu Matteo, di akhir cerita saya masih bingung apakah Matteo berkhianat atau berkorban agar rahasia Book Of Codes tidak di ketahui orang. Matteo mencium pengkhianatan Lelaki Tua Ambon. Maka ia membungkam mulut lelaki itu dengan meracuninya sampai mati. Jadi apakah Alberto cs dapat menemukan dimana Book Of codes berada????temukan jawabannya di akhir bab.

Oke itulah sedikit sinopsis cerita yang agak berat ini. Semoga teman-teman memahami dengan baik, ya. Kekuatan novel ini adalah informasi di dalamnya yang jarang kita temui di media biasa. Kaitan The Book Of Codes dengan tema sistem ekonomi ribawi, menurut saya adalah Book Of Codes berisi hal-hal yang akan membongkar kebobrokan sistem ekonomi yang kita anut ini. Maaf ya Bang Zay kalau saya salah, hehe.  Mengenai perkembangan sistem ekonomi di dunia ini di jelaskan oleh Bang Zay di Bab 34-36. Penjelasannya melalui seorang tokoh bernama Eyang Raden, yang bercerita kepada seorang mahasiswa Indonesia bernama Khalifa (Alif). Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan novel ini menurut saya ada kekurangannya. Pertama adalah tidak ada daftar isinya dan tiap bab juga tidak ada judulnya. Kedua adalah, lagi-lagi akhir ceritanya di buat menggantung, sama seperti novel Bang Zay lain yang saya baca. Kesannya seperti ada kelanjutan nya.

Bagi teman-teman yang awam terhadap konspirasi akan sangat sulit mencerna novel ini. Sedangkan para penikmat konspirasi sedikit lebih ringan memahaminya. Penjelasan kata-kata asing ada di halaman akhir-akhir. Secara keseluruhan saya kasih bintang 3 dari 5 untuk novel ini. Jika teman-teman ingin tahu kebobrokan sedikit informasi sistem ekonomi ribawi, saya rekomendasikan bacalah novel ini. Semoga dapat membuka mata, hati, dan pikiran teman-teman untuk berpikir 2 kali jika meminjam uang yang memakai bunga. Oke sampai berjumpa di resensi berikutnya. Semoga bermanfaat.

Keep Reading And Sharing,,,,,,

Selasa, 26 Juni 2012

Yeah, JakBook 2012 I Love It, Plus Launching Novel ibuk,


Bismillahirrahmanirrahim,,,,,


Assalamualaikum, Hai man-teman. Saya kali ini ngebolang yang sesuai hobi saya banget nih. Dan kali ini saya mengunjungi tempat ini sebanyak 2 kali berturut-turut. Yang pertama soliter dan kedua duet dengan teman tutor di BBISP, namanya Endang Widi. Tempat tersebut bernama “Jakarta Book Fair” berlangsung di Istora Senayan. Oke inilah point per point mengenai edisi ngebolang kali ini:

Waktu Ngebolang : 1. Sabtu, 23 Juni 2012 pukul 10.00-18.00 WIB
                              2. Minggu, 24 Juni 2012 pukul 10.00-17.00 WIB
Nama Tempat       : Jakarta Book Fair
Alamat                  : Istora Senayan
Rute Naik Mobil   : Naik Busway Jurusan Blok M, turun di halte Polda
Harga                               Tiket Masuk         : Gratis
Waktu Buka         : 23 Juni - 1 Juli 2012, pukul 10.00-21.00 WIB
Deskripsi Tempat  : Pameran Buku Umum, Launching Buku, Diskusi Buku, Hiburan

Pada ngebolang hari pertama, saya berangkat pukul 9.30 dengan naik busway. Alhamdulillah buswaynya lagi2 ga crowded. Sepanjang perjalanan ada hal unik, yaitu ada sekelompok orang berpakaian daerah longmarch sepanjang jalan Thamrin. Dari keterangan spanduk yang mereka bawa kayaknya itu tentang peringatan kebudayaan gitu deh, hehe. Udah hal unik nya cuma itu aja. Terus saya turun di halte Polda dan jalan ke Istoranya yang lumayan jauh (10 menit). Pas di jembatan penyebrangan saya beli martabak tahu dulu, mayan buat nyemil ntar kalo udah capek keliling.

Di jalan menuju Istora, ada spanduk acara JakBook ini, tapi sayang spanduknya nyempil, bersandingan dengan spanduk pameran wedding. Pas sampe depan Istora, baru ada gapura JakBook yang desainnnya beda dari tahun kemarin. Kali ini memakai maskot burung hantu dan di dominasi warna merah, hijau, coklat, dan putih. Motto JakBook nya adalah “Book For A Better Life”. Oh ya tahun dulu2 JakBook ini di kenal dengan nama “Pesta Buku Jakarta”. Selain gapura, juga ada spanduk karikatur gubernur Jakarta yang bentar lagi ketar-ketir kepilih lagi or lengser, coz dikit lagi mau pilkada nih. Di spanduk itu Bang Foke berujar “Baca buku yuk! Biar banyak tahu dan banyak ilmu…”. Definitely I agree with him, hehe.

Oh ya kebetulan hari itu adalah acara pembukaan JakBook nya. Eh, pas mau masuk ke dalam Istora ada kejadian yang kalo dilakuin mungkin akan memalukan saya, hehe. Gini ceritanya, kan ada antrian orang masuk ke dalam Istora, terus orang2 tersebut pada ngisi buku tamu dan dikasih snack dan souvenir tas. Kirain saya mungkin hari pertama, pengunjung emang diperlakukan seperti itu. Ya udah saya ikutan antri lah di barisan itu, eh lama-lama saya curiga, kok ada pengunjung yang nyerahin undangan gitu ke panitianya. Waduh saya kan ga punya undangan, ya udah akhirnya keluarlah saya dari antrian tersebut. Dan karena penasaran saya pun bertanya ama pusat informasi ga jauh dari situ. Oh ternyata, itu adalah antrian untuk undangan pembukaan JakBook. Untung kaga jadi masuk dari situ kalo ga mau di taro dimana ini muka, hehe. Akhirnya saya masuk dari pintu di sebelahnya.

Tadi pas di pusat informasi, teman-teman dapat minta brosur denah dan acara JakBook selama seminggu yahhh. Karena dengan brosur tersebut kita jadi bisa tau stand penerbit apa aja yang ada dan letaknya dimana. Dan juga ada jadwal acara launching buku oleh penulis terkenal, bahkan penulis kalangan artis. Suasana pas masuk kesannya kok sepi, mungkin baru hari pertama dan masih pukul 11 pula. Saya pun langsung menuju stand Pustaka Al Kautsar. Di sana saya beli buku incaran saya yaitu: The Book Of Codes, The Escape, dan Sirah Nabawiyah. Totalnya kisaran 150 ribu. Untuk  2 buku pertama bergenre konspirasi sejarah berbentuk novel, buku ketiga adalah buku wajib bagi seorang muslim, yaitu mengenai sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Ehm, dan ternyata saya adalah orang yang pertama kali membeli buku karya Bang Zaynur Ridwan berjudul “The Book Of Codes” (kata mb2 standnya) loch, hehehe, bangga gitu. Kirain mau dapat hadiah, ga taunya engga, hehe, udah ge er aja.

Setelah itu saya menuju ruangan panggung utama. Dan ternyata di sana lagi ada pembukaan JakBook oleh Fauzi Bowo. Rame juga acaranya euy, bisa moto walau dari jarak jauh. Di sekeliling panggung utama, juga ada stand2 buku, yaitu Mizan, Gema Insani, Gagas Media, Penebar Swadaya, Gramedia Kompas, Maghfirah, dan TB. Kharisma. Saya ga beli buku di stand itu karena emang ga ada incaran, dan setelah di liat- liat ga ada yang cocok. Tapi di TB. Kharisma, mata ini ngeliat pembatas buku yang lucu dan murah (1000-2000), jadi beli aja deh. Di situ juga ada beberapa produk yang diskon 15% (dikit amat yah).

Waktu menunjukkan pukul 12.00, saya pun menuju musholla tuk shalat zuhur. Mushollanya tuk cewek di bawah, tuk cowok di lantai 2. Abis shalat saya pun menuju Stand Republika. Dan tujuan saya ke sini adalah tujuan utama saya, yaitu mau ketemu ama penulis favorit saya yang katanya akan stand by dari pukul 11 di Republika. Penulis tersebut adalah Tere Liye. Tapi sayang pas saya sampe sana, Bang Tere belum datang, yachhh kecewa saya. Tapi ga pa2 lah, akhirnya saya beli novel beliau yang Eliana, kebetulan diskon 20% jadi 48 ribu dari harga asli 60 ribu. Kata mas2 standnya, Bang Tere datang  kisaran pukul 1, dan akan bedah buku “Berjuta Rasanya” pukul setengah 5. Wow pukul setengah lima masih lama, tapi kalo nunggu jam 1 saya jabanin juga ahhh. Tuk mengisi waktu menunggu saya pun berkeliling ngeliat-liat buku. Dan ga ada yang menarik perhatian saya. Stand buku yang ada emang kurang banyak di bandingkan IBF bulan Maret kemarin. Bahkan stand VCD Syamill ga ada, padahal saya mau beli tuk sepupu.

Lantai 1 udah saya kelilingin,setelah itu niat mau ke lantai 2. Dan ternyata di lantai 2 ga ada satu pun stand, alias ga di pake tuk pameran. Ehm, keliatan bedanya ama IBF yang penuh ampe lantai 2. Puas keliling, saya pun balik ke stand Republika, karena waktu udah pukul 1. Yacccch lagi2 kecewa, coz batang hidung Bang Tere belum datang. Ya udah deh, karena ada acara lain di tempat lain, saya pun meninggalkan JakBook, dengan tentengan yang tidak berat, coz beli bukunya dikit. Petualangan JakBokk akan berlanjut esok hari, To Be Continued, hehe.

Dari JakBook Ke Gramedia Matraman: Launching Novel “ibuk,” karya Iwan Setyawan

Acara lain tersebut masih berhubungan ama buku. Saya tahu acara ini dari facebook GPU. Walaupun saya belum pernah baca karya penulis ini, tapi kenapa ya pikiran ini tertarik tuk ikut launching novel ini. Jadi walaupun tempatnya jauh, saya jabanin pula dengan seorang diri. Saya ke sana naik kopaja 19 turun di Benhil, terus naik 213. Nah selama di 213, ada kejadian unik, yang bikin ngakak. Yaitu ada seorang pengamen bermodalkan suara aja. Pas awal2 saya ga terlalu merhatiin, eh pas di denger2, itu lirik lagu adalah ciptaan pengamen sendiri. Dan liriknya bertemakan bola semua, mulai dari bola dalam negeri ampe yang lagi berlangsung sekarang yaitu piala Eropa. Ckckck patut di appreciate nih pengamen coz kreatif dan butuh otak tuk bikin itu lirik. Sontak para penumpang pada senyum2 sendiri ngedenger itu pengamen, hehe.

Pukul 2 saya sampe Gramed Matraman. Dari lobby udah ada spanduk bertuliskan launching novel ibuk, terus di lantainya juga ada petunjuk pake tanda panah dimana tempat launching dilaksanakan. Kreatif juga ini panitia, saya pun ngikutin petunjuk itu. Ternyata tempatnya di lantai 2. Saya registrasi di pintu masuk ruangan, dan beli itu novel on the spot seharga 58 ribu. Hadiah dari beli novel ini adalah  tas kain batik dan notes. Eleh2 ternyata di sana juga disediakan kue dan minuman gratis. Ga nyangka banget ini launching buku di desain dengan baik. Kirain saya kan paling cuma bedah buku aja. Ternyata ada hiburannya berupa artis Penta Boys dan Stoya Band (personilnya cewek). Dan keren juga penampilan Penta Boysnya, kalo Stoya saya ga suka, coz pakaiannya parah, aurat di umbar, ckckck.

Balik ke soal novel ini yahhh, penulisnya bernama Iwan Setyawan. Beliau udah bikin 2 novel. Yang pertama “9 Summers 10 Autums” (best seller) dan kedua “ibuk,”. Novel pertama bercerita tentang perjuangan penulis yang seorang anak supir angkot akhirnya bisa sukses kuliah dan kerja di New York. Nah novel keduanya bercerita perjuangan ibunya tuk mendukung cita2 anaknya sampai sukses, walaupun itu ibu hanya ibu RT biasa. Sampai saya tulis ini cerita, saya belum sempat baca itu novel. Kayaknya sih bagus. Tunggu resensinya yahhh.

Mengenai sosok penulisnya, saya terkejut karena penulisnya mungil gitu. Ampe di cengin ama MC radio Mustang. Tapi apalah arti fisik, jika kita punya kelebihan lain. Dan kelebihan Mas Iwan ini adalah mampu mengemas cerita hidup dia dalam bentuk novel. Orangnya juga supel dan sangat ramah. Saya mengalami langsung pas minta booksigning. Beliau bertanya nama saya dan tinggal dimana. Saya bilang tinggal di Cengkareng. Eh dia terkejut, katanya jauh amat. Ehm pasti dia mikirnya Cengkareng bandara Suta deh, padahal ga jauh2 amat kayak Suta. Dia pun berterima kasih sama saya karena udah datang ke acara ini. Ama penggemar dia yang lain, juga begitu, di tanyain satu per satu. Ramah benerr kan???.
Tapi ada satu yang saya kecewa, dia sempat mengucapkan fuck, damn it, dan sialan waktu sesi bedah buku,walaupun kayaknya becanda. Mungkin bagi beberapa kalangan hal itu biasa saja, tapi bagi saya itu tetap saja kurang sopan. Mudah2an ke depannya ga lagi ya Mas Iwan.

Acara selesai molor ampe jam 5. Kesimpulannya saya ga nyesel dateng ke acara ini karena seru dan menemukan pengalaman baru. Tapi harapan saya ga terwujud, yaitu dapat teman baru yang satu hobi baca buku. Ada sih interaksi saya ama penonton lain, tapi mereka cuma minjem pulpen saya doang. Ga pa2 lah, mudah2an di acara launching buku berikutnya dapat teman baru yang seru dan berpikiran positif. Oke kalo teman-teman tau ada acara semacam kayak gini, datang aja lagi, karena selain gratis juga ada manfaatnya, apalgi bedah buku agama, hehehe. See u at next book launching berikutnya.

Lanjutan JakBook Part II

Hai, ini cerita JakBook hari kedua yaa. Pada hari minggu saya ke JakBook ama teman saya yang saya sebutin sebelumnya yaitu Endang Widi. Saya janjian di halte Slipi Jaya, dan dari sana naik bis jurusan Blok M. Wah, ternyata jalan ke Polda di tutup, jadi bisnya ga lewat Polda. Kami pun turun di pintu Senayan yang dekat Gelora Bung Karno. Otomatis jalan ke Istoranya jauuuuuh. Bete banget saya waktu moment ini. Akhirnya sampe juga di Istora. Sebenarnya saya ga terlalu excited lagi ke sini, tapi demi janji ama temen saya jabanin juga. Alhamdulillah pas di panggumg utama, hati saya kembali bahagia, coz ada acara bedah buku “Emperpreneur”, trus ada artis korea “Eru”, launching buku “Cahaya Di Atas Cahaya” karya  Okky Setyana Dewi (OSD), dan launching buku “Balance” karya Melly Goeslaw.

Untuk acara artis Korea bernama Eru, ini adalah surprise, coz ga ada di jadwal acara. Dan kirain saya MC nya cuma becanda. Ga taunya beneran, Eru datang ke JakBook untuk promosi film dan buku “Hello Goodbye”. Dia jadi cameo di film itu. Kemudian Eru nyanyi 2 lagu slow berbahasa Korea, yang menurut saya suaranya bagus dan lagunya enak. Untuk acara OSD, banyak yang liat juga, pada berebut foto2. Saya sempat ada pikiran mau beli buku OSD, tapi ga jadi coz buku di rumah udah pada ngantri tuk di baca. Lain kali aja deh. Akhir tahun juga ada Bookfair lagi.

Abis shalat zuhur, saya nemenin teman hunting buku. Saya yang tadinya ga niat beli buku lagi, eh pas liat deretan buku murah kisaran 5000-10000, jadi ikutan beli. Dan di stand Mizan saya nemu buku saku “Contekan Rumus Biologi SMA Ala Bimbel” yang ternyata bagus cuma seharga 5000. Tuk buku-buku murah lainya kalo kita jeli memilih banyak juga kok yang bagus isinya. Kuncinya mau berlelah dan berdesakan tuk memilih buku2 itu, karena pada hari minggu biasanya JakBook lebih rame, apalagi pas tanggal 1 Juli nanti (penutupan)

Sebenarnya tujuan utama saya berkunjung di hari Minggu ini, karena lagi2 mau ketemu penulis favorit saya yaitu Muhammad Assad, penulis buku Notes From Qatar 1 dan 2. Pada jadwal acara di website JakBook ada beliau. Tapi ternyata mungkin acaranya dibatalin, Ehm, padahal pengen ketemu banget. Kecewa tuk kedua kali. Abis teman saya puas berkeliling, kami pun pulang. Dan pas pulang ada kejadian bête lagi. Kalo di ceritain panjang deh, hehehe.

Oke kesimpulan ngebolang ke JakBook 22th tahun ini adalah menarik karena berkesempatan ngeliat penulis launching buku dan melihat performance artis korea walaupun ga ngefans. Terus dapat membeli buku2 incaran yang semoga ini buku membuat hidup saya jadi lebih baik. Nah untuk kalian yang belum datang ke JakBook, ayo lah datang masih ada waktu ampe tanggal 1 Juli. Semoga kunjungan kalian ke sini bisa mengubah mindset teman-teman melalui sebuah buku yang mengubah hidup teman-teman. Oke sampai di sini cerita ngebolang nya yahhh. See u at the next ngebolang…..

     




           



Jumat, 22 Juni 2012

Ngebolang Ke Museum Nasional A.K.A Museum Gajah


Bismillahirrahmanirrahim,,,,


Yu Huu, kembali bersama saya dengan oleh-oleh cerita ngebolang nih. Kali ini tempat yang saya kunjungi adalah:

Waktu                           : Kamis, 21 Juni 2012 pukul 12.30 WIB
Nama Tempat                  : Museum Nasional/Museum Gajah
Alamat                           : Pokoknya Depan Halte Busway Monas
Rute Naik Mobil               : Naik Busway Jurusan Blok M, turun di halte Monas
Harga Tiket Masuk           : Dewasa IDR 5000, Anak2 IDR 2000, Wisman IDR 10.000 
                                     (Kalo rombongan min 20 orang lebih murah)
Jam Buka                       : Selasa sampai Minggu, Jam operasinya rata2 jam 8 pagi 
   Sampai jam 4 sore (maaf lupa di catat), Hari Senin dan Libur            Nasional tutup

     Pada hari itu, paginya jam 10 ampe jam 12 saya ngajar privat di daerah Komdak. Terus kepikiran abis ngajar mau  ngebolang ahh. Walaupun sendiri (soliter) saya tetep aja maju jalan, hehe. Setelah menimbang, akhirnya saya putuskan mau ke museum nasional, coz emang dari dulu mau ke sana, dan karena dari komdak ke sana dekat, jadi benar-benar keputusan terbaiklah ke sana. Saya ke sana naik busway dari halte polda. Enak naik busway nya coz ga terlalu crowded. Terus saya turun di halte Monas. Dari sana udah keliatan gedung museumnya. Ada di sebelah kiri  halte. Ehm, suasana sekitar jalannya adem deh, coz banyak pohon rimbun.
    
     Eits, pas pintu gerbang saya nyalain video hp dulu deh, tuk mengabadikan perjalanan ini, hehe. Sebelum masuk, sempet nanya ama seorang bapak di mana pintu masuk museum  nasional. Bangunan museumnya bercat putih, dengan arsitektur Kolonial Belanda. Di depan museum ada halaman luas yang berupa taman. Di taman  itu ada patung gajah, nah makanya museum ini juga dikenal dengan museum Gajah. Pas mau beli tiket ada serombongan anak-anak berbaju kuning yang baru aja mau meninggalkan museum. Terus pas beli tiket, penjaga tiketnya lagi makan gitu. Akhirnya yang ngelayanin, bapak2 di sebelah dia. Saya pun sempat nanya, ada musholla- nya ga ini museum. Eh ternyata Alhamdulillah ada. Letaknya di base ment.

     Sebelum menjelajahi museum ada baiknya liat denahnya dulu yang ada di dekat loket tiket. Ternyata ini museum lumayan luas juga, terlebih lagi bangunan gedung baru di sebelah kiri udah jadi dan udah beroperasi. Berikut adalah koleksi yang ada di museum  ini yang saya liat:
a.    Gedung lama: Arca, artefak zaman prasejarah, replika rumah adat, kebudayaan papua, bali, jawa, koleksi keramik, dan koleksi artefak dari emas (lantai 2)
b.    Gedung baru: Sisa pameran kebudayaan islam, fosil fauna dan manusia purba, prasasti, koleksi IPTEK dan ekonomi zaman prasejarah dan sejarah, koleksi alat-alat transportasi tradisional, kafetaria, dan toko suvenir

Saya berjelajah di sana selama kurang lebih 1,5 jam. Pertama ke gedung lama dulu, liat2 dan baca keterangan di koleksinya. Susana di gedung lama ada yang outdoor dan  indoor. Kalo yang indorr pake AC. Pencahayaan di indorr seperti biasa di buat redup, jadi kalo mau foto hasilnya gelap. Oh ya sebenarnya ada peraturan ga boleh foto, bikin video, merokok, dan makan di dalam museum. Tapi kayaknya itu peraturan ga berjalan coz banyak yang melanggar. Salah satunya saya, hehe. Karena saya datang pas weekday jadi museumnya sepi banget. Sampai-sampai saya doang yang ada di salah satu ruangan. Agak ngeri juga sih, apalagi pas di ruangan koleksi emas di lantai 2,,hehe. Walaupun sepi, tapi ada beberapa wisman dari Jepang dan bule dari Amrik or Eropa. Mereka keliling di antar guide. Tadinya saya mau  ngikutin rombongan mereka, biar bisa denger penjelasan guide nya, tapi ga jadi, takut di bilang aneh, hehe. Koleksi di gedung ini lumayan rapi, tapi ada beberapa yang ada debunya, misalnya tempat tidur Dewi Sri, yang spreinya terlihat berdebu. Kalo kebersihan ruangan sangat bersih. Banyak cleaning servicenya. Mereka terlihat mengepel, dan mengelap kaca. Good Job.

Setelah puas di gedung lama, saya menuju gedung baru. Antara gedung lama dan baru di sambungkan dengan ruangan yang dindingnya dari kaca. Jadi view dari luar dapat terlihat jelas. Jangan di tanya viewnya: keren Euy. Banyak pengunjung yang foto di sini. Nah gedung baru ini terlihat lebih modern. Pake AC, ada eskalator dan liftnya (berlantai 4). Koleksi di sini di bagi menjadi 4 lantai. Nah saya kan mau ke lantai atas, ternyata eskalatornya ga jalan. Mau naik lift takut, coz sendiri. Jadi terpaksa naik eskalator. Eh ternyata ada tulisan kalo escalator ini otomatis. Kirain saya kan kayak di mall2 ya, kalo kita injak baru eskalatornya jalan, eh ini saya udah injak ga jalan2 juga, hadeh, bikin aja kek keterangan eskalator di matiin, silahkan naik lift, hehe.

Akhirnya saya naik aja tentu  dengan acara ngos-ngossan. Suasana ruangannya sepi, redup dan dingin. Lagi2 lumayan ngeri. Tapi jalan terus ahhh. Koleksinya lebih terawat dari pada gedung lama. Pas mau  keluar dari ruang koleksi, eh ada mahasiswa universitas Bakrie yang minta saya wawancara. Duh mau  nolak ga enak. Ya udah saya ladenin aja. Pake di videoin lagi. Katanya mereka dari wartawati kampus gitu. Saya udah khawatir aja jangan2 pertanyaannya sulit, eh ternyata cuma soal pendapat tentang museum ini. Ada satu pertanyaan yang menggelitik saya, yaitu “bagaimana caranya agar masyarakat terlebih anak muda mau sering berkunjung ke museum”. Karena seperti yang saya udah ceritain, ini museum kalah ramai ama mall. Wahai anak muda, berkunjunglah sekali-kali ke museum,  ga ngebetein kok. Saya aja yang sendiri enjoy, apa lagi kalian yang biasanya se erte kalo jalan2 pasti seru deh.

Lelah berkeliling, esophagus mulai teriak minta seteguk air. Alhamdulillah mata ini ngeliat lemari pendingin di pojok ruang. Ya udah capcus lah ke sana, yang ternyata itu kafetaria (warung kayaknya). Saya beli fresh tea markisa IDR 7000 (ga mahal2 amat, cuma beda 1000). Eh itu kafetaria merangkap toko souvenir juga. Ya udah saya beli aja tas tentengan kain dengan gambar icon keluarga Phitecantropus erectus. Duh malu juga nih kalo di tenteng2, coz itu manusia naked. Yach  udah terlanjur beli, ga pa2 deh. Suvenir yang lain ada, tapi jenisnya dikit. Bolehlah kamu mampir ke sini tuk melepas dahaga dan membeli kenangan.

Abis itu saya akhirnya pulang. Pas keluar dari pintu gedung, saya niat mau ke base ment, mau liat mushollanya. Liat doang coz lagi ga sholat, hehe. Eh kok pas sampe base ment ga ada ciri-ciri penampakan mushollanya. Karena udah capek, saya malas nanya ama bapak2 yang ada di sana. Akhirnya saya pulang aja deh, naik busway lagi ampe Cengkareng.

Oke itulah cerita ngebolang saya kali ini. Semoga ilustrasinya bermanfaat bagi kamu yang mau ke museum  ini. Seperti tag line “Museum Di Hatiku”, saya berpesan jadikanlah museum sebagai agenda ngebolang kamu, hehe. Museum ini layak kamu kunjungi kok..Ok sampai bertemu di goresan pena ngebolang berikutnya ya. Ehmm,…mudah2an ga soliter lagi..hehe.


After Hours Nyobain Ngemall Ke Emporium Pluit


Bismillahirrahmanirrahim,,,,

 
      Rutinitas mengajar waktu  itu, lagi masuk ke masa yang luang. Jadi seharian ngajar paling cuma 2 jam. So, abis ngajar mau pulang ke rumah kok  malas. Jadi saya putuskan ngebolang lagi aja deh. Walaupun sendirian, saya pun memutuskan jalan ke Emporium Pluit, yang berupa mall di bilangan Jakarta Utara. Berikut ini deskripsi about itu mall:

Waktu ngebolang  : Minggu 17 Juni 2012, Pukul 16.00 WIB
Tempat               : Mall Emporium Pluit Jakarta Utara
Jalur Bus             : Naik busway jurusan Pluit, turun di halte Penjaringan dari sana 
                           tinggal jalan kaki menuju mall
Kriteria Mall         : Menengah ke atas

      Saya berangkat dari halte busway Semanggi, terus naik busway jurusan Pluit dan turun di halte Penjaringan. Alhamdulillah buswaynya cepat datang dan ga penuh banget. Eh pas di hale Grogol, ternyata di suruh transit ama petugasnya, untung ga lama transit, udah naik busway lagi langsung menuju TKP. Selama di busway saya take video supirnya lagi nyetir. Ternyata butuh fokus yang bagus, tuk mengendarai busway. Misalnya bagaimana harus berhenti tepat di pintu halte lalu memencet tombol pintu bus. So jangan meremehkan profesi ini loh, coz ternyata butuh keahlian juga, hehehe.

      Selama perjalanan, ada nama halte bernama Jembatan Besi, Jembatan Dua, dan Jembatan Tiga. Ehm, itu halte emang di kasih nama sesuai nama daerah di sana. Saya pun memperhatikan sekitar apakah ada jembatan dari besi atau yang jembatan yang jumlahnya 2 dan 3. Eh ternyata kayaknya ga ada deh. Kira2 apa ya maksud penamaan daerah itu????. Terus sebelum mall Empo, juga ada mall Seasons City,,ckckck. Orang Jakarta apa udah kayak semua ya, yang di bangun mall melulu.


      Setelah 15 menit perjalanan saya pun sampai di halte Penjaringan. Mallnya ada di perempatan jalan. Di seberang mall itu juga ada mall lagi yang bernama Pluit Junction, ckckck. Persis kayak Taman anggrek, Central Park, dan Citra Land di Jak-Bar yang letaknya juga berdekatan. Saya pun menyebrang jalan raya yang sangat lebar. Eh pas nyebrang, saya bercengkrama dengan ibu muda lagi menggendong anaknya yang lucu. Ternyata dia juga mau ke Mall Empo. Kami pun berkenalan. Nama nya adalah mb Ila. Pas masuk kami berpisah, karena dia mau ke Carfur, saya mau ke Gramed. Eh pas pulang ketemu lagi di main lobby, ya udah bareng lagi pas nyebrang jalan menuju rumah.

      Pas masuk ke dalam mallnya saya di periksa dulu di pintu detector oleh mb security. Lalu di dalam mallnya ada anak2 muda yang memberi sambutan selamat datang. Jarang2 ada mall kayak gini nih. Biasanya kita cuma di sambut oleh security. Setelah itu saya pun berjalan- jalan nyari Gramedia. Sambil berjalan, saya perhatiin pengunjung mall yang rata-rata kalangan menengah ke atas dari etnis Chinese. Penampilan saya beda banget ama mereka yang mayoritas. Makanya jadi ada perasaan ga pede gitu. Tapi karena ini bukan jalan2 ga jelas, jadi saya tetap keliling itu mall nyari Gramedia. Toko-toko  yang ada di sana rata2 toko bermerk terkenal dan mahal. Desain mallnya emang rada mewah, dan agak membingungkan denahnya. Makanya saya takut nyasar, hehe.

      Ternyata Gramedianya ada di lantai 2. Capcuslah saya masuk ke sana. Buku yang saya cari adalah buku motivasi diet,,hehe. Alhamdulillah ketemu juga buku diet yang bestseller tapi murah (25 ribu). Terus saya pun mencari-cari buku obralan. Saya emang ga niat beli buku mahal di sini, coz bentar lagi mau ada JakBookFair, yang diskonnya ampe 30%. Akhirnya ketemu juga buku murah yang bergenre motivasi (10 ribu) dan life style (5 ribu).

      Setelah dari Gramed, saya pun tertarik mau ke Carfur, mau beli buah. Dan ternyata Carfur letaknya di lantai Basement, dekat parkiran. Kalo menurut saya agak terpencil gitu. Ehm, saya lebih prefer ke Carfur Central Park (CP) dari pada di sini. Coz di CP  Carfurnya lega dan ada resto NasGor Dewa yang sangat enake begete, hehehe. Duh kaki udah pegel-pegel nih, akhirnya saya pun pulang naik busway lagi. Dan kesimpulannya saya cukup sekali ke mall Emporium Pluit ini deh, coz ternyata karena jauh dan juga masih enakan CP. Ok itulah petualangan ngemall saya. Ehm, abis ini mau nyobain mall mana lagi yahhh, hehehe, any recommend my friends????


           




Selasa, 05 Juni 2012

Resensi Novel: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah, Buah Pena Tere Liye


Bismillahirrahmanirrahim,,,,,

Selasa, 5 Juni 2012, Pukul 2 siang



Cover Depan dan Belakang

Judul Novel     : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah        
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : Jakarta, Januari 2012
Jumlah hlm      : 512 hlm
Beli di             : Gramedia Citraland, Minggu 1 April 2012
Harga              : IDR 72.000 (diskon 25% jadi IDR 54.000)


Prolog:


“Kalian tahu, cinta sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sungainya, karena semakin lama semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu. Cinta sejati itu seperti siklus. Tidak pernah memiliki ujung, tujuan, apalagi sekedar muara. Seperti siklus air tak pernah berhenti, begitu pula cinta sejati”
 
Saya ketularan suka dengan karya Bang Tere, gara-gara temen. Dan kali ini, Bang tere mengeluarkan novel bergenre cinta. Sebelumnya saya mau curcol pengalaman beli ini novel (hehehe). Pertama tau novel ini waktu liat-liat web toko buku Delisa. Setelah di ingat-ingat kayaknya waktu IBF bulan Maret, pas di stand Republika ada yang nanya novel Tere Liye terbaru apa? Sekilas saya dengar penjaga standnya bilang judulnya” merah” gitu, tapi adanya di Gramedia. Duh kenapa ga beli waktu di sana aja yahh. Tapi akhirnya ke beli juga ini novel setelah berkunjung di 2 Gramedia, yang akhirnya nemu di Gramedia Citraland. Ternyata judul novelnya adalah “Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah”. Pas waktu beli, sedikit kaget karena novelnya tebal dan harganya paling mahal di antara novel Bang Tere lainnya. Cukup menguras kantong, tapi Alhamdulillah waktu itu Gramedia lagi diskon tuk produk Gramedia. Untung novel ini penerbitnya Gramedia, jadi beli deh.


Maaf yaah curcolnya ampe satu paragraph, hehe. Nah sekarang waktunya saya bercerita. Novel ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Borno, yang tinggal di rumah panggung tepian Sungai Kapuas, Kota Pontianak. Dia adalah pemuda yang berhati lurus, sangat menghormati orang tua, ringan tangan, pokoknya tidak neko-neko hidupnya.


Pada bagian prolog diceritakan kalau Borno pada usia 12 tahun di tinggal bapaknya meninggal dunia gara-gara jatuh dari perahu dan tersengat racun Aurelia aurita (ubur-ubur). Tapi sebelum bapaknya meninggal dunia, Beliau mendonorkan jantungnya tuk pasien gagal jantung. Bagian prolog ini menyimpan rahasia-rahasia yang terjawab pas kita baca ampe bab terakhir. Pengen tau apa rahasianya? Terus baca resensi ini yahhh…


Novel ini memang ga bisa di tebak endingnya, banyak kejutan-kejutan yang cukup membuat saya ga nyangka. Pada bab pertama diceritakan perjuangan Borno mendapatkan pekerjaan yang cocok untuknya. Pekerjaan pertamanya adalah buruh di pabrik karet (bertahan 6 bulan), yang berisiko di olok-olok tetangga karena bau karet tetap melekat ketika Borno pulang kerja (ehm, jadi penasaran bau nya kayak gimana). Kemudian pekerjaan keduanya jadi penjaga karcis di kapal feri. Lagi-lagi berisiko lebih parah, karena Bang Togar yang galak tapi baik hati (saudara Borno) memboikot Borno tidak boleh naik sepit manapun. Ternyata Bang togar tidak suka Borno kerja di sana, karena kapal feri itu lah yang membuat 3 turunan pengemudi sepit harus bersaing mencari pemumpang dengan kapal feri yang ukurannya lebih besar dan lebih cepat membelah sungai Kapuas.


Akhirnya Borno keluar dengan sendirinya dari pekerjaan kedua ini. Tapi bukan gara-gara  pemboikotan tersebut, melainkan karena hatinya yang lurus. Yap kenapa lurus, karena Borno mengetahui bahwa temannya sesama penjaga karcis bersifat curang menggelapkan penumpang naek ke feri tanpa membayar. Duh lurus benar kan pemuda ini!!!

“Kau tahu Borno. Tempat bekerja kau sebelumnya, meski bau, membuat orang lain menutup mulut saat kau lewat, hasilnya wangi. Halal dan baik. Di makan berkah, tumbuh jadi daging kebaikan. Banyak orang yang kantornya wangi, sepatu mengilat, baju licin di setrika, tapi boleh jadi busuk dalamnya. Dimakan hanya menyumpal perut, tumbuh jadi daging keburukan dan kebusukan”


Setelah itu Borno bekerja serabutan, sampai pada saat Ibu Borno, Bang Togar, Cik Tulani, dan Koh Acong meeting, memutuskan agar Borno bekerja saja sebagai pengemudi sepit. Sepit adalah perahu kayu, panjang 5 meter, lebar satu meter, dengan tempat duduk melintang dan bermesin tempel. Faktanya memang sepit ini benar-benar ada di sungai Kapuas loch. Digunakan untuk alat transportasi sehari-hari masyarakat. Ehm, Bang Tere sekali lagi dapat mengangkat keunikan daerah di bumi pertiwi ini nih. Good Job, Bang.

“Aku akan memulai kehidupan sebagai: pengemudi sepit. Sungguh, meski melanggar wasiat bapak, aku berjanji akan jadi orang baik, setidaknya aku tidak akan mencuri, tidak akan berbohong, dan senantiasa bekerja keras-meski akhirnya hanya jadi pengemudi sepit”.


Ternyata oh ternyata, pekerjaan Borno yang unik ini, membawa ia menemukan cinta pertama dan sejatinya. Cinta sejati yang sangat sederhana tapi tulus.


“Inilah pekerjaan baruku, yang ternyata berkelindan dengan banyak hal, termasuk salah satunya dengan cinta sejati-salah satu pertanyaan terumit selain berapa lama waktu yang diperlukan kotoran berhiliran dari hulu Kapuas hingga muaranya di Laut Cina Selatan”.


Pertemuan Borno dengan cinta sejatinya itu dimulai ketika ia pertama kali membawa penumpang setelah berlatih mengemudikan sepit. Pas penumpang sudah pada naik, ada salah satu gadis mengembangkan payung tradisional berwarna merah. Rambutnya tergerai panjang, mengenakan baju kurung berwarna kuning, berwajah sendu seperti keturunan Melayu Pontianak. Yap, sepertinya Borno jatuh cinta pertama kali dengan gadis itu pas moment ini.


Gadis itu menjatuhkan amplop berwarna merah (yang ternyata angpau) di sepit Borno. Ternyata saya ga nyangka banget kalau gadis itu sengaja menjatuhkan angpau agar Borno memungutnya, dan melihat isinya yang ternyata bukan uang melainkan surat. Mau tau isi suratnya? Ehm, liat jawabannya di hlm 499.
Borno segera tau kalau angpau itu milik gadis berwajah sendu itu. Ia pun sangat antusias mencari keberadaan gadis itu. Istilah anak zaman sekarang Borno lagi galau, hehe. Akhirnya ketemu juga, tapi  angpau nya ga di balikin, karena gadis itu memang sengaja agar Borno membuka dan melihat isinya. Tapi ternyata sampai mereka berkenalan, jalan bersama, dan saling jatuh cinta, itu angpau baru Borno buka ketika Mei memutuskan pergi dan terbaring sakit. Padahal itu angpau menghubungkan kejadian pas Borno usia 12 tahun.


Oh iya gadis itu ternyata bernama Mei. Hubungan mereka unik. Mereka sama-sama jatuh cinta, tapi ga pernah mengungkapkan kata cinta (pas akhir bab baru Borno menyatakan cintanya). 

“Camkan, bahwa cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi”.


Hubungan mereka tiba-tiba putus di tengah sungai, eh jalan deh. Karena Mei, memutuskan menjauhi Borno. Dia khawatir borno akan membencinya kalau tahu siapa Mei sebenarnya. Semua kekhawatiran Mei, akan Borno ketahui setelah ia membaca isi surat di angpau tersebut. Dan tahukah kau apa reaksi Borno setelah membaca surat itu? ini dia:


“Aku akan berjanji akan selalu mencintai kau, Mei. Bahkan walau aku telah membaca surat dalam angpau merah itu ribuan kali, tahu masa lalu yang menyakitkan, itu tidak akan mengubah apa pun. Bahkan walau satpam galak rumah ini mengusirku, menghinaku, itu juga tidak akan mengubah perasaanku”


Pengen tau bagaimana akhir kisah cinta mereka yang unik ini? Ayo dibaca novelnya. Available di toko buku terdekat dengan cover warna orange, berlatar belakang gadis berwajah sendu memegang payung di tepian sungai Kapuas bersama sepit-sepit yang terparkir di air sungai.


Membaca novel ini, walaupun tebal dijamin tidak akan bosan. Karena ceritanya ga melulu persoalan cinta antara Borno dengan Mei. Diselingi dengan cerita rasa kekeluargaan dan gotong royong sesama pengemudi sepit, kisah perjuangan cinta Bang Togar merebut hati anak suku dayak, petuah-petuah bernas dari Pak Tua, perjuangan Borno membangun sebuah bengkel otomotif bersama ayahnya Andi dan Andi (teman sejati borno). Cerita-cerita tersebut dapat membuat kita sedih, tertawa, dan juga mengubah mindset saya kalau cinta sejati itu bukan hanya obral kata-kata romantis, tapi lebih bagaimana kita merealisasikannya dalam perbuatan dan pengorbanan.


Ada kejutan di Bab 22 “Dokter Sarah dan Kenangan Lama”, yaitu munculnya tokoh baru bernama Sarah beserta keluarganya. Saya mengira ending cerita ini, Borno akhirnya akan memilih Sarah sebagai kekasihnya, eh ternyata enggak. Ingin tahu apa hubungan Sarah dengan masa lalu Borno? Lagi-lagi harus di baca sendiri yahh…


Oke itulah sedikit kisah novel Bang Tere yang sederhana tapi luar biasa ini. Saya memberi nilai 5 bintang untuk novel ini. Ternyata Bang Tere Liye juga handal dalam membuat novel bergenre cinta. Sok atuh bergegas ke toko buku, beli yang asli (pst,,pst,,Bang Tere ga suka loch kalo kita baca novel dia yang bajakan, lebih baik minjam ama teman tapi yang asli, hehehe). Selamat membaca dan menemukan makna cinta sejati dalam diri Borno dan Mei. Ehm, Abang Borno, sang bujang berhati paling lurus sepanjang Sungai Kapuas,,,sudah pasti banyak gadis yang akan mengantri tuk dilamarnya,,,termasuk saya,,,hehehe.

Keep Reading and Sharing!!!!!!!!

#PS: Resensi ini akan dilombakan, doainn ya semoga menang, tankss!